Jumat, 08 Agustus 2008

nyadran, budaya jawa yang terjaga

saya adalah salah seorang pelajar sman 1 depok jogja, pindahan dari sman 1 magelang yang pernah 4 tahun tinggal di dusun kernak, sukorejo, tegalrejo, magelang. sebuah tempat yang berada di sebelah timur gunung merbabu yang kondang di jawa tengah.
meski penduduk desa ini telah mengenal peradaban kota dan dunia modern, tetapi tetap menjaga eksistensi budaya mereka. salah satu buktinya adalah nyadran.
nyadran adalah sebuah perayaan yang dilakukan oleh penduduk, biasanya di desa, setiap menjelang bulan ramadhan. jadi, upacara adat ini sangat berkaitan dengan agama islam.
pada hari-H sebagian penduduk desa yang berada di kota besar pulang kampung untuk mendoakan arwah leluhur mereka. pada pukul 7 pagi, semua warga desa berbondong-bondong datang ke lapangan yang terletak di sebelah makam. bahkan tetangga desa pun ikut datang ke sana. mereka datang dengan membawa berbagai makanan, yang biasanya disertai ingkung, masakan ayam goreng. setelah semua warga berkumpul, baik tua maupun muda, laki maupun perempuan, memulai acara yang dipimpin bapak bayan, istilah bagi kepala dusun. upacar dilanjutkan dengan pidato bapak lurah, lalu tahlil dimulai dengan dipimpin bapak kaum. tujuan dari tahlil ini adalah untuk mendoakan arwah leluhur yang telah meninggal mendahului mereka. setelah itu mereka beramai-ramai menyantap makanan mereka. tak lupa mereka saling berbagi makanan satu sama lain.

oleh imam andrian risoyo

Tags: budaya, masyarakat, desa, jawa tengah, magelang, nyadran, tegalrejo, kernak
Prev: permintaan hati
Next: kelam

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Di era globalisasi ini, budaya barat mulai mengkoNtaminasi timur. Budaya asli indoNesia pun mulai tertinggalkan.

Namun, ternyata masiH ada sejumlah daerah yang nguri-uri warisan nenek moyang ini. Meskipun mereka telah mengubahnya menjadi tradisi yg realistis dan terlepas dari syirik..